Indah
Pada Akhirnya
Cherry
adalah anak kebanggaan dan kesayangan semua orang yang mengenalnya. Setiap
perilakunya selalu bermanfaat dan selalu ia torehkan di buku hariannya. Namun,
apa boleh buat, Cherry pun berpulang kepada Nya karena penyakit leukemia. Ia
mempunyai adik yang bernama Febby. Sifat Febby berbeda dengan Cherry. Febby
merupakan anak yang pemalas dan cuek. Tapi, ketika kakaknya meninggal, ia bertekad
akan melakukan setiap perilaku kakaknya dulu sesuai dengan buku harian
kakaknya. Singkat cerita …
Indri :
“Wah, anak belagu lewat, nih ..”
Raga :
“Iya, nih .. Pantas saja dia ga punya teman!”
Shanty :
“Kasian banget, ya!”
Hanif dan Kinan pun tertawa.
Febby :
“Maksud kalian apa, sih? Sirik? Bilang aja kali, ga usah nyindir-nyindir kayak
gini!”
Kinan : “
Idih, siapa juga yang sirik! Ga usah belagu deh, kalau ga punya temen, ya udah
ga
punya temen aja .. ga usah membela diri gitu!”
punya temen aja .. ga usah membela diri gitu!”
Febby :
“Awas ya, kalian semua!”
Hanif :
“Wow, serem banget yaa, hahaha.”
“Dia pikir
Dia yg paling hebat
Merasa paling pintar
Dan paling kuat
Dia memang pintar..
(Pintar ngibul..hahaha)
Dia memang kuat
(kuat makannya alias rakus..hahahaha)”
Dia yg paling hebat
Merasa paling pintar
Dan paling kuat
Dia memang pintar..
(Pintar ngibul..hahaha)
Dia memang kuat
(kuat makannya alias rakus..hahahaha)”
Tet .. Tet .. Bel sekolah pun
berbunyi .. Di kelas ..
Guru : “Mari kita mulai pelajaran
hari ini. Kemarin kita sudah belajar sampai mana?”
Murid : “Sampai kolonialisme.”
Guru : “Kemarin kan Bapak sudah
selesai membahas kolonialismenya. Sekarang kalian
buat satu kelompok dua orang!”
buat satu kelompok dua orang!”
Indri : “Shan, kita bareng,
ya!”
Shanty : “Iya!”
Raga : “Kin, aku gabung sama kalian, ya!”
Kinan : “Iya!”
Hanif : “Bukannya kita disuruh membuat kelompok dua
orang-dua orang, ya?”
Kinan : “Pak, satu kelompok
boleh bertiga, ga?”
Guru : “Jangan dong, satu orang sama febby tuh!”
Kinan : “Ga mau ah, Pak! Dia kan Cuma bisa nyusahin
orang lain.”
Guru :
“Kamu ga boleh pilih-pilih teman, Kinan!”
Febby : “Denger, Kin!”
3 minggu kemudian ..
Indri :
“Kita makan bareng, ya?”
Semua : “Iya ..”
Raga : “Eh, kalian sadar ga, sih?”
Shanty : “Sadar apa?”
Raga : “Sekarang Febby berubah drastis!”
Hanif : “Iya, aku juga sadar!”
Febby : “Hai! Boleh gabung ga?”
Kinan : “Boleh.”
Febby : “Oh
iya, aku mau minta maaf sama kalian semua. Aku tau, aku ga pernah dianggap sama
kalian.. Dulu aku belagu banget ..
Sekali lagi maaf, ya ..”
Kinan :
“Kami juga minta maaf ya, Feb ..”
Febby : “Iya
..”
Mereka pun mulai bersahabat dan menjalani hari
bersama. Hingga suatu ketika ..
Febby :
“Di halaman ini, Kak Cherry memeriksakan diri ke dokter. Apa aku juga harus
melakukannya?
Baiklah, akan aku lakukan ini besok!”
Keesokan harinya ..
Dokter :
“Ini hasil lab kamu, sabar ya ..”
Febby :
“Apa?! Ga mungkin .. Aku sehat-sehat aja .. Ga mungkin!”
Dokter :
“Sabar ya ..”
Singkat cerita, di sekolah ..
Febby :
“Teman-teman, aku divonis mengidap leukemia ..”
Semua teman Febby pun menangis ..
Indri :
“Kenapa kamu ga bilang dari awal sih, Feb ..”
Shanty : “Iya, kenapa harus sekarang?”
Febby : “Aku
juga baru tau hari sabtu ..”
Kinan :
“Feb, sebenernya leukemia bisa disembuhin ga, sih?”
Febby :
“Aku juga ga tau, kin .. Do’akan saja ya ..”
Hanif :
“Pasti, feb ..”
Suatu sore, Febby mendapat surat dari Lab yang
intinya, hasil lab Febby tertukar dengan seorang pengidap penyakit leukemia.
Febby :
“Alhamdulillah! Semua yang aku takut kan sebelumnya hanya karena salah
diagnosa.”
Esok harinya ..
Febby :
“Teman-teman, aku punya berita bagus untuk kalian!”
Semua :
“Apa?”
Febby : “Soal aku mengidap leukemia itu ternyata
hanya salah diagnosa.”
Hanif : “Yee! Alhamdulillah .. Kita syukuran,
yo?”
Semua : “Ayo! Traktir sama Febby, ya! Hahaha ..”
Febby : “Iya, hahaha ..”
Akhirnya, mereka semua selalu menjalani hari bersama
sesuai dengan arti persahabatan yang sebenarnya, saling tolong menolong, dan saling
mengerti satu sama lain. Dan ini semua berkat usaha Febby untuk mencontoh
kakaknya, Cherry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar