Minggu, 23 Oktober 2011

Alasan Para Remaja Menjengkelkan

Semua orangtua pasti sering kesal dan jengkel menghadapi para anak remajanya ..
Untuk semua orangtua yang saya hormati, tahukah kalian apa yang menyebabkan para anak remaja kalian menjengkelkan? Berikut akan saya ulas masalah ini ..

Semua orangtua pasti jengkel karena putra/putri remajanya berlaku "bodoh" dan menganggap otak mereka "masih setengah jadi". Semua anggapan ini SALAH! Dibuktikan oleh Beatriz Luna, profesor psikiatri di University of Pittsburgh yang menggunakan pencitraan saraf untuk mempelajari otak remaja, menggunakan tes sederhana untuk menggambarkan kurva belajar ini. Dan beberapa peneliti mulai memandang temuan otak dan gen baru-baru ini dari sisi yang lebih cerah dan positif, yang sangat dipengaruhi oleh teori evolusi. Teori otak remaja yang dihasilkan-sebut saja teori remaja-adaptif-tidak menggambarkan remaja sebagai draf kasar, tetapi sebagai makhluk yang peka dan mudah beradaptasi.

Dalam beradaptasi, sebenarnya remaja tidak meremehkan "resiko" sebagai mana yang dikemukakan oleh Laurence Steinberg, psikolog. Tapi, mengapa remaja lebih memilih mengambil resiko? Alasannya, karena remaja lebih memilih risiko daripada imbalan. Karena, terkadang resiko dapat memberi imbalan yang diinginkan (kenikmatan dan popularitas), mereka lebih memilih imbalan itu daripada orang dewasa. Peneliti seperti Steinberg dan Casey meyakini bahwa pertimbangan resiko vs imbalan yang memihak resiko ini lolos seleksi alam karena, sepanjang perjalanan evolusi manusia, kemauan mengambil resiko pada masa kehidupan ini memberi keunggulan adaptasi.

Secara fisiologi, masa remaja merupakan puncak kepekaan otak terhadap dopmain, yaitu neurotransmiter yang tampaknya menyiapkan dan mengaktifkan jalur kesenangan, serta membantu mempelajari pola dan membuat keputusan. Ini turut menjelaskan kecepatan remaja belajar dan penerimaan luar biasa mereka terhadap imbalan.

Otak remaja juga peka terhadap oksitosin, yaitu hormon saraf lain yang (antara lain) membuat koneksi sosial lebih memuaskan batin. Jaringan dan dinamika saraf yang terkait dengan imbalan secara umum dan interaksi sosial banyak yang tumpang tindih.
Ini turut menjelaskan ciri lain masa remaja: Mereka lebih suka bergaul dengan teman sebaya karena ketertarikan umum remaja pada kebaruan di ranah sosial, berinvestasi di masa depan.
Para remaja  suka tantangan, walaupun itu membahayakan nyawa nya sendiri. Tapi apa salahnya mereka mencoba? Itu lah pikiran para remaja. Dengan demikian, para orangtua dapat membantu para remaja dengan membantunya. Membantu dalam artian membimbing dan berkomunikasi secara tegas tapi tidak terlalu ikut campur, tetap akrab tetapi membiarkan mereka mandiri, agar mereka sukses di masa depan.

Apabila, kalian masih kesal dengan para remaja, besarkanlah hati kalian dengan mengingat satu ciri terakhir otak remaja. Masa remaja ini adalah masa panjang saat area otak depan yang berkembang belakangan ini masih luwes, saat mereka menjadi matang perlahan-lahan. Area-area inilah yang terakhir membentuk selubung lemak mielin-materi putih otak-yang mempercepat transmisi sinyal saraf. Kecepatan otak ini diraih dengan dengan mengobarkan keluwesan. Meski sangat mempercepat akson, selubung mielin juga menghambat pertumbuhan cabang akson baru.  Douglas Fields, ilmuwan saraf NIH yang bertahun-tahun mempelajari mielin,"Itulah kenapa masa ketika suatu area otak membentuk mielin menjadi masa penting dalam belajar-perkabelan ditingkatkan, tetapi setelah proses itu selesai, perubahan sulit terjadi."

Masa terbaik untuk penyusunan ulang koneksi oleh pengalaman sangatlah spesifik bagi setiap area otak. Jadi, pusat-bahasa otak mendapat selubung paling banyak dalam 13 tahun pertama, yaitu saat anak-anak masih belajar bahasa. Selubung yang sempurna mengonsolidasikan hasil belajar itu-tetapi menjadikan pembelajaran selanjutnya, misalnya bahasa asing, lebih sulit diperoleh.

Gelombang perkembangan dari belakang kedepan yang lama dan lambat ini, yang baru selesai pada usia pertengahan 20-an, tampaknya merupakan adaptasi khas manusia. Mungkin jadi salah satu yang paling berpengaruh bagi kita. Mungkin aneh bahwa manusia lambat pintar dalam hidup ini. Namun, jika kita menjadi bijak lebih awal, pada akhirnya kita menjadi lebih bodoh.

Dikutip dari: artikel dibalik gejolak darah muda, majalah National Geographic Indonesia, Bulan Oktober 2011, halaman 30-43.

Jumat, 14 Oktober 2011

Drama Bahasa Indonesia


Indah Pada Akhirnya
Cherry adalah anak kebanggaan dan kesayangan semua orang yang mengenalnya. Setiap perilakunya selalu bermanfaat dan selalu ia torehkan di buku hariannya. Namun, apa boleh buat, Cherry pun berpulang kepada Nya karena penyakit leukemia. Ia mempunyai adik yang bernama Febby. Sifat Febby berbeda dengan Cherry. Febby merupakan anak yang pemalas dan cuek.  Tapi, ketika kakaknya meninggal, ia bertekad akan melakukan setiap perilaku kakaknya dulu sesuai dengan buku harian kakaknya. Singkat cerita …
Indri     : “Wah, anak belagu lewat, nih ..”
Raga     : “Iya, nih .. Pantas saja dia ga punya teman!”
Shanty : “Kasian banget, ya!”
Hanif dan Kinan pun tertawa.
Febby  : “Maksud kalian apa, sih? Sirik? Bilang aja kali, ga usah nyindir-nyindir kayak gini!”
Kinan   : “ Idih, siapa juga yang sirik! Ga usah belagu deh, kalau ga punya temen, ya udah ga 
                   punya temen aja .. ga usah membela diri gitu!”
Febby  : “Awas ya, kalian semua!”
Hanif   : “Wow, serem banget yaa, hahaha.”
Dia pikir
Dia yg paling hebat
Merasa paling pintar
Dan paling kuat
Dia memang pintar..
(Pintar ngibul..hahaha)
Dia memang kuat
(kuat makannya alias rakus..hahahaha)”
Tet .. Tet .. Bel sekolah pun berbunyi .. Di kelas ..
Guru    : “Mari kita mulai pelajaran hari ini. Kemarin kita sudah belajar sampai mana?”
Murid  : “Sampai kolonialisme.”
Guru    : “Kemarin kan Bapak sudah selesai membahas kolonialismenya. Sekarang kalian  
                  buat satu kelompok dua orang!”
Indri      : “Shan, kita bareng, ya!”
Shanty   : “Iya!”
Raga     : “Kin, aku gabung sama kalian, ya!”
Kinan    : “Iya!”
Hanif     : “Bukannya kita disuruh membuat kelompok dua orang-dua orang, ya?”
Kinan    : “Pak, satu kelompok boleh bertiga, ga?”
Guru      : “Jangan dong, satu orang sama febby tuh!”
Kinan     : “Ga mau ah, Pak! Dia kan Cuma bisa nyusahin orang lain.”
Guru      : “Kamu ga boleh pilih-pilih teman, Kinan!”
Febby    : “Denger, Kin!”
3 minggu kemudian ..
Indri       : “Kita makan bareng, ya?”
Semua    : “Iya ..”
Raga       : “Eh, kalian sadar ga, sih?”
Shanty     : “Sadar apa?”
Raga        : “Sekarang Febby berubah drastis!”
Hanif        : “Iya, aku juga sadar!”
Febby      : “Hai! Boleh gabung ga?”
Kinan    : “Boleh.”
Febby    : “Oh iya, aku mau minta maaf sama kalian semua. Aku tau, aku ga pernah dianggap sama
                  kalian.. Dulu aku belagu banget .. Sekali lagi maaf, ya ..”
Kinan     : “Kami juga minta maaf ya, Feb ..”
Febby    : “Iya ..”
Mereka pun mulai bersahabat dan menjalani hari bersama. Hingga suatu ketika ..
Febby    : “Di halaman ini, Kak Cherry memeriksakan diri ke dokter. Apa aku juga harus melakukannya?
                 Baiklah, akan aku lakukan ini besok!”
Keesokan harinya ..
Dokter    : “Ini hasil lab kamu, sabar ya ..”
Febby     : “Apa?! Ga mungkin .. Aku sehat-sehat aja .. Ga mungkin!”
Dokter    : “Sabar ya ..”
Singkat cerita, di sekolah ..
Febby     : “Teman-teman, aku divonis mengidap leukemia ..”
Semua teman Febby pun menangis ..
Indri        : “Kenapa kamu ga bilang dari awal sih, Feb ..”
Shanty     : “Iya, kenapa harus sekarang?”
Febby     : “Aku juga baru tau hari sabtu ..”
Kinan      : “Feb, sebenernya leukemia bisa disembuhin ga, sih?”
Febby     : “Aku juga ga tau, kin .. Do’akan saja ya ..”
Hanif       : “Pasti, feb ..”
Suatu sore, Febby mendapat surat dari Lab yang intinya, hasil lab Febby tertukar dengan seorang pengidap penyakit leukemia.
Febby      : “Alhamdulillah! Semua yang aku takut kan sebelumnya hanya karena salah diagnosa.”
Esok harinya ..
Febby       : “Teman-teman, aku punya berita bagus untuk kalian!”
Semua       : “Apa?”
Febby       : “Soal aku mengidap leukemia itu ternyata hanya salah diagnosa.”
Hanif         : “Yee! Alhamdulillah .. Kita syukuran, yo?”
Semua       : “Ayo! Traktir sama Febby, ya! Hahaha ..”
Febby       : “Iya, hahaha ..”
Akhirnya, mereka semua selalu menjalani hari bersama sesuai dengan arti persahabatan yang sebenarnya, saling tolong menolong, dan saling mengerti satu sama lain. Dan ini semua berkat usaha Febby untuk mencontoh kakaknya, Cherry.