Jumat, 31 Agustus 2012

Superman by Joe Brooks lyric

There are no wordsTo paint a picture of you, girlYour eyes, those curvesIt's like you're from some other worldYou walk my way
Oh God, it's so frustratingSo while I disappear when you come nearIt makes me feel so small while I blow my linesMost every time, like I got no chance at all
If I could be a supermanI'd fly you to the stars and back again'Cause every time you touch my handAnd feel my powers running through your veins
But I can only write this songAnd tell you that I'm not that strong'Cause I'm no supermanI hope you like me as I am
It ain't no lie I have to tell you how I feelEach time I tryIt gets a little more unrealYou walk my way
Oh God, it's so frustrating so while I disappearWhen you come near, it makes me feel so smallIf I could reach your mindGirl, would I find any trace of me at all
If I could be a supermanI'd fly you to the stars and back again'Cause every time you touch my handAnd feel my powers running through your veins
But I can only write this songAnd tell you that I'm not that strong'Cause I'm no supermanI hope you like me as I am
If I could be a supermanI'd fly you to the stars and back again'Cause every time you touch my handAnd feel my powers running through your veins
But I can only write this songAnd tell you that I'm not that strong'Cause I'm no supermanI hope you like me as I am
Source: http://www.metrolyrics.com/superman-lyrics-joe-brooks.html

Cerpen Bertolak Pada Pengalaman 2


Ga Jadi Keluar Duit Gede Deeeeh!
Pada tanggal 28 Agustus 2012, aku dan keluarga ku pergi berenang ke Kolam Renang Fajar Panorama di daerah Cimahi. Sesampainya disana,kami mencari tempat untuk menaruh barang. Akhirnya kami menemukan sebuah bale-bale nyaman untuk menaruh barang. Sementara Dicky, Ilyas, dan Fachry berenang, aku dan sisanya memutuskan untuk makan siang.  
Seusai makan siang, kami pun berganti pakaian dan berenang. Setelah mulai capek, aku ingin kembali ke bale-bale. Saat aku hendak ke bale-bale, aku mengibaskan rambut ku ke belakang tapi tiba-tiba terdengar bunyi, “Tuk, criiing...” spontan aku langsung mencari tahu bunyi apa itu, dan ternyata anting ku yang sebelah kanan copot dan jatuh di kolam. Aku pun langsung mencari antingku dengan berenang menyusuri dasar kolam.
Cukup lama aku mencari anting ku, akhirnya dengan takut aku memberitahu kan kejadian tadi pada Mama ku, “Ma, anting Tari copot terus gatau kemana. Tapi jatohnya di kolam.”, Mama ku pun menjawab dengan Bahasa Indonesia campur Sunda nya,”Haduuuh, ini mah kita berenang buat seneng seneng teh malah jadi ilang duit gede. Ya udah kamu berenang bari neangan we. Tapi omat jangan ribut, takutnya malah orang lain yang nemu”, aku pun mengiyakan omongan Mama.
Aku kembali berenang sambil mencari antingku. Mata ku perih terlalu lama berenang menyusuri kolam dan hasilnya pun aku malah menemukan  koin-koin yang mungkin habis dipakai para pengunjung yang lain untuk bermain. Aku pun mulai capek sendiri dan akhirnya bergabung dengan Kakak dan Tante ku untuk berenang bersama.
Ketika Kakak dan Tante ku kembali ke bale-bale, aku tidak mengikuti mereka. Karena penasaran, aku lebih memilih untuk kembali mencari anting ku, lebih tepatnya anting kesayangan. Cukup lama aku mencari hingga akhirnya aku mencoba bertanya pada salah satu pengunjung, dan ia menjawab,”Haduh maaf de, ga lihat. Susah sih kalau udah jatuh di tempat umum gini. Dulu temen saya juga gitu, ga ketemu-ketemu”.
Walaupun sempat kehilangan semangat dengan kata-kata si pengunjung tadi, aku tetap kembali mencari tapi kali ini dengan berenang biasa menggunakan kacamata renang. Sudah sekitar 15 menit aku mencari, aku pun kehilangan tenaga dan kembali ke bale-bale untuk beristirahat sejenak.
Sesudah merasa mempunyai tenaga yang cukup, aku pun kembali mencari. Kali ini aku hanya berharap dengan mata dibuka lebar lebar dan tangan kosong ku ini dapat menemukan anting kesayanganku. Aku pun berdo’a dan langsung  menyusuri kolam dengan tangan meraba-raba dasar kolam.
Beberapa saat kemudian, tangan ku meraba sesuatu yang kecil. Aku tidak berharap banyak, aku bilang dalam hati,”Ah, paling juga koin lagi!”. Tapi tetap saja aku kembali ke pinggiran kolam dulu untuk mengetahui benda apa yang kali ini aku temukan. Dan ternyata, AKHIRNYA ANTING KESAYANGAN KU KUTEMUKAN!
Setelah kejadian ini, aku pun langsung bersyukur dan berterima kasih kepada Allah swt. Atas bantuan-Nya hingga aku menemukan anting ku kembali.
Aku segera berlari ke bale-bale dan memberi tahu Mama,”Mama, ketemuuu! Alhamdulillah, hebat kaaan”, Mama ku pun bilang,”Alhamdulillaaah ga jadi keluar duit gede deeeh!”. Aku dan yang lainnya pu

Rabu, 29 Agustus 2012

Cerpen bertolak pada pengalaman


Ular!

Pada tanggal 24 Agustus 2012 kemarin, aku dan keluarga ku pergi berwisata ke Kebon Binatang Tamansari Bandung.  Sesampainya disana, kami membeli tiket masuk. Sementara Mamah dan Tante ku berkeliling mencari tempat untuk beristirahat.  Aku, kakak ku,  Fachry, dan Dicky langsung pergi berkeliling melihat-lihat aneka ragam binatang.
Setelah puas, kami pun kembali ke tempat istirahat untuk makan siang. Dicky yang perutnya sudah terisi meminta ku untuk menemaninya mencoba wahana yang ada. Tapi kami hanya mencoba wahana unta tunggang, gajah tunggang, dan sepeda air.
Paling berkesan di wahana sepeda air. Pertama, karena aku dan Dicky kelimpungan dengan prinsip sepeda air yaitu kalau kita memutar tuas ke kiri maka, sepeda air akan berbelok ke kanan. Begitu juga sebaliknya.  Sehingga kami sering terlalu ‘mepet’ ke tepi.
Kedua, ketika sedang asyik bersepeda air tiba-tiba aku melihat ada yang bergerak cepat sekali dari air. Dan ternyata itu ular! Ular tersebut bergerak cepat dari air naik ke daratan. Spontan aku dan Dicky setengah teriak memberi tahu orang yang ada di sekitar, ”Awas itu ada ular!”. Tapi dengan enteng dijawab, “Ga apa-apa, namanya juga kebon binatang” oleh Ibu yang ada di sekitar.
Sesudah kejadian itu, aku dan Dicky mempercepat sepeda air. Sepanjang jalan kami kembali ke tempat istirahat dan pulang pun jadi ‘parno’ takut ada ular yang berkeliaran tadi. Aku dan Dicky sampai berjanji ga akan pernah lagi bersepeda air, ‘kapok’ !